Posted by : Unknown Friday 11 November 2011

WEWENANG ,DELEGASI DAN DESENTRALISASI

Wewenang secara bijaksana merupakan factor kritis bagi efektivitas organisasi

Pengertian, Kekuasaan Dan Pengaruh
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu/ memerintah orang lain untuk melakukan atau melakukan sesuatu sesuai agar tercapai tujuan tertentu.

Ada 2 pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang :
  1. Teori Formal / Pandangan Klasik, menyatakan : Wewenang adalah dianugerahkan, karena seseorang diberi / dilimpahi /diwarisi hal tersebut. Teori ini menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang paling tinggi.
  2. Teori Penerimaan / acceptance theory of authority, menyatakan : Kunci dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi (influence) bukan yang menpengaruhi, jadi wewenang itu ada / tidak tergantung pada penerima (receiver). Teori ini menyanggah pendapat bahwa wewenang seseorang timbul bila hal itu diterima oleh kelompok / individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang. Meskipun keduanya sering ditemui bersama tetapi mereka berbeda. Wewenang tanpa kekuasaan / kekuasaan tanpa Wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. / kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan / kejadian.

Menurut Amitai Etzioni, seseorang pemimpin dapat mempengaruhi prilaku dari hasil :
  1. Kekuasaan posisi (position power), didapat dari wewenang formal suatu organisasi
  2. Kekuasaan pribadi (personal power), di lain pihak, didapat dari para pengikut dan didasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat kepada seseorang pemimpin
Sumber-sumber kekuasaan :
  1. Kekuasaan balas jasa (reward power), berasal dari sejumlah balas jasa positif
  2. Kekuasaan paksaan (coercive power), berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman akan diterima bila mereka tidak melaksanakan perintah
  3. Kekuasaan sah (legitimate power), berasal dari nilai-nilai intern yang mengemukakan hamwa seseorang pemimpin mempunyai hak sah untuk mempengaruhi bawahan
  4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information), berasal dari pengetahuan dimana orang lain tidak mempunyainya
  5. Kekuasaan panutan (referent power), berasal dari identifikasi orang-orang dengan seorang pimpinan dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan / simbol
  6. Kekuasaan ahli (expert power), merupakan hasil dari keahlian / ilmu pengetahuan seorang pimimpin dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin mempengaruhi orang lain.

Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seseorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas / fungsi tertentu.
Akuntabilitas (accountability) adalah factor di luar individu dan perasaan pribadinya yang berkenaan dengan kenyataan bahwa bawahan akan selalu diminta pertanggung jawabannya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.


STRUKTUR LINI DAN STAF
Struktur merupakan individu / kelompok (terdiri para ahli) dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan sarana dan pelayanan kepada fungsi lini
Ada 2 tipe staf :
  1. Staf pribadi , dibentuk untuk memberikan saran,bantuan dan jasa kepada seorang manajer (individual)
  2. Staf spesialis, disebut sebagai “asisten pribadi” /”asisten staf” untuk memberikan saran,bantuan dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi, disebut spesialis karena fungsinya sempit dan membutuhkan keahlian khusus

WEWENANG LINI, STAF DAN FUNGSIONAL
Wewenang Lini (line authority) adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung
Wewenang Staf (staff authority) adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan sataf / para spesialis untuk menyarankan, member rekomendasi / konsultasi kepada personalia lini
Wewenang Staf Fungsional (functional staff authority) adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini

Sumber Konflik Lini-Staf
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan berbagai konflik di antara departemen dan orang-orang lini dan staf :
  1. Perbedaan umur dan pendidikan
  2. Perbedaan tugas
  3. Perbedaan sikap
  4. Perbedaan posisi

DELEGASI WEWENAG
Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu
Delegasi wewenang adalah proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya

Pedoman Klasik Untuk Delegasi Efektif :
  1. Prinsip scalar, dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas karena akan membuat anggota organisasi lebih mudah untuk mengetahui :
    1. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
    2. Dari siapa dia akan menerima delegasi
    3. Kepada siapa dia harus memberikan pertanggung jawaban
  2. Prinsip kesatuan perintah, menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan

  1. Tanggung jawab dan akuntabilitas, menyatakan bahwa :
    1. Agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya dengan lebih efisien
    2. Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa setiap individu dalam organisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya secara efektif
    3. Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
Penaggulangan Hambatan-Hambatan Delegasi
Louis Allen mengmukakan 6 teknik khusus untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif :
  1. Tetapkan tujuan
  2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
  3. Berikan motivasi kepada bawahan
  4. Meminta penyelesaian kerja
  5. Berikan latihan
  6. Adakan pengawasan yang memadai

SENTRALISASI vs DESENTRALISASI
Faktor penting untuk menentukan efektivitas organisasi adalah derajat sentralisasi / desentralisasi
Sentralisasi adalah pemutusan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi
Desentralisasi adalah penyebaran / pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi :
  1. Filsafat manajement
  2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
  3. Strategi dan lingkungan organisasi
  4. Penyebaran geografis organisasi
  5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
  6. Kualitas manajer
  7. Keanekaragaman produk dan jasa
  8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya

·       Pengertian Wewenang, Kekuasaan dan Pengaruh

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu perusahaan atau organisasi kita sering menjumpai tentang wewenang, delegasi, dan penyusunan SDM. Perusahaan ataupun organisasi yang baik adalah yang mampu mendelegasikan wewenang dan menyusun SDM yang baik pula. Semakin baik perusahaan ataupun organisasi dalam mendelegasikan wewenang dan menyusun SDM maka akan semakin baik kinerja dari perusahaan dan organisasi tersebut.
Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau organisasi.
Tentunya dalam mendelegasikan wewenang dan menyusun SDM di perusahaan ataupun organisasi, manajer dengan fungsinya sebagai organizing ataupun staffing harus memahami terlebih dahulu tentang konsep ataupun teori mengenai delegasi, wewenang, dan penyusunan SDM.
Dalam makalah ini, penyusun hanya membatasi masalah pada teori atau konsep mengenai wewenang, delegasi, dan penyusunan SDM atau penyusunan personlia.
II. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengertian mengenai wewenang?
  2. Bagaimana cara seorang manajer dalam mendelegasikan wewenang?
  3. Bagaimana pangertian mengenai desentralisasi?
  4. Bagaimana penyusunan SDM atau personalia dalam suatu perusahaan atau organisasi?



III. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mengenai wewenang.
2. Mengetahui cara seorang manajer dalam mendelegasikan wewenang.
3. Mengetahui pengertian mengenai desentralisasi.
4. Mengetahui penyusunan SDM atau personalia dalam suatu perusahaan atau organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN WEWENANG, KEKUASAAN DAN PENGARUH
Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu (Hani Handoko,1984: 214). Sebagai contoh, seorang menajer dalam suatu organisasi mempunyai hak untuk memberikan perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan karyawan di bawahnya. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer ini merupakan hasil dari delegasi atau pelimpahan wewenang dari manajer yang di atasnya.
Terdapat dua pandangan yang berlawanan mengenai sumber wewenang, yakni teori formal (pandangan klasik) dan teori penerimaan. Pandangan menurut teori formal menyebutkan bahwa wewenang adalah dianugerahkan. Wewenang ada karena seseorang tersebut diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pendangan klasik ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, di mana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
Pandangan teori penerimaan (acceptance theory of authority) menyanggah teori formal yang menyebutkan bahwa wewenang tersebut dianugerahkan. Teori penerimaan berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Kunci dasar wewenang ada pada yang dipengaruhi (influencee) bukan ada pada yang mempengaruhi (influencer). Jadi wewenang ada atau tidak tergantung dari si penerima yang memutuskan untuk menerima atau tidak.
Kekuasaan
Kekuasaan (power) sering diartikan atau dicampuradukkan dengan wewenang. Kekuasaan dan wewenang berbeda meskipun sering ditemui bersama. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Jadi, kekuasaan dapat diartikan kemampuan untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan tercapai.
Menurut Amitai Etzioni, seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku adalah hasil dari kekuasaan posisi (kedudukan atau jabatan) atau kekuasaan pribadi atau kombinasi dari keduanya.
Kekuasaan posisi didapat dari wewenang formal suatu organisasi. Besarnya kekuasaan ini tergantung seberapa besar wewenang didelegasikan kepada individu yang menduduki posisi tersebut. Kekuasaan posisi akan semakin besar jika atasan mempercayai individu tersebut.
Kekuasaan pribadi didapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada seorang pemimpin.
Sumber kekuasaan merupakan sumber di mana kekuasaan tersebut didapatkan. Sumber-sumber kekuasaan tersebut antara lain:
  1. Kekuasaan balas jasa (reward power)
Kekuasaan ini berasal dari sejumlah balas jasa positif (uang, perlindungan, kesejahteraan, perkembangan karier, dan sebagainya) yang diberikan kepada pihak penerima untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
  1. Kekuasaan paksaan (coercive power)
Kekuasaan ini berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman (punishment) akan diterimanya bila mereka tidak melaksanakan perintah pimpinan.
  1. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan ini berkembang dari nilai-nilai intern yang mengemukakan bahwa seorang pemimpin mempunyai hak sah untuk mempengaruhi pimpinan. Seseorang mempunyai kewajiban untuk menerima pengaruh tersebut karena seorang lain ditentukan sebagai pemimpinnya atau manajernya.

  1. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power)
Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan di mana orang lain tidak memilikinya. Cara ni digunakan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
  1. Kekuasaan panutan (referent power)
Kekuasaan ini didasarkan atas identifikasi orang-orang dengan seorang pemimpin dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau simbol. Faktor-faktor penting dalam kekuasaan panutan seperti karisma pribadi, keberanian, simpatik, dll.
  1. Kekuasaan ahli (expert power)
Kekuasaan ini merupakan hasil dari keahlian atau ilmu pengetahuan seorang pemimpin dalam bidangnya di mana pemimpin tersebut ingin mempengaruhi orang lain.
David McClelland mengemukakan ada dua muka dari kekuasaan, yaitu sisi negatif dan sisi positif. Sisi negatif mengandung arti bahwa memiiliki kekuasaan berarti menguasai orang lain yang lebih lemah. Kepemimpinan yang didasarkan atas sisi negatif memperlakukan orang sebagai “bidak” yang digunakan atau dikorbankan bila perlu.
Di lain pihak, sisi positif kekuasaan ditandai dengan perhatian pada pencapaian tujuan kelompok. Manajer yang menggunakan kekuasaan positif mendorong anggota kelompok untuk mengembangkan kekuatan dan kecakapan yang mereka butuhkan untuk meraih sukses sebagai perseorangan atau anggota suatu organisasi.
Lingkupan Wewenang dan Kekuasaan
Semua anggota organisasi mempunyai peraturan, kode etik, atau batasan-batasan tertentu pada wewenangnya masing-masing. Lingkungan wewenang dan kekuasaan manajerial ini akan semakin luas pada manajemen puncak suatu organisasi dan semakin menyempit pada tingkatan yang semakain rendah dari rantai komando.
Tanggung jawab dan Akuntabilitas
Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu. Istilah lain yang sering digunakan adalah akuntabilitas yang berkenaan dengan kenyataaan bahwa bawahan akan selalu diminta pertanggungjawabannya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Akuntabilitas adalah faktor di luar individu dan perasaan pribadinya. Pemegang akuntabilitas berarti bahwa seorang atasan dapat membelakukan hukuman atau balas jasa kepadanya tergantung bagaimana dia sebagai bawahan.
Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab
Salah satu prinsip organisasi yang penting adalah bahwa individu-individu seharusnya diberi wewenang untuk melakukan tanggung jawabnya. Sebagai contoh, bila tanggung jawab seorang manajer mempertahankan kapasitas produksi tertentu, maka dia harus diberi kebebasan secukupnya untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi kapasitas produksi.
Wewenang dan tanggung jawab adalah sama dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, tanggung jawab seorang manajer hampir selalu lebih besar dari wewenangnya, karena ini merupakan ciri delegasi.
Pengaruh
Pengaruh (influence) adalah suatu interaksi sosial di mana seseorang atau sekelompok dibujuk oleh seseorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi (Hani Handoko, 1984: 218).
Pengaruh tercermin pada perubahan perilaku atau sikap yang diakibatkan secara langsung dari tindakan atau keteladanan orang atau kelompok lain. Pemgaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan menghukum, pemilikan informasi lebih lengkap, ataupun penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik. Proses pengaruh tergantung pada tiga unsur, yaitu pihak yang mempengaruhi, metode mempengaruhi dan pihak yang dipengaruhi.
STRUKTUR LINI DAN STAF
Organisasi Lini
Semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi perusahaan biasanya memiliki tiga fungsi dasar, yakni produksi (manufacturing atau operasi), pemasaran, dan keuangan. Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh semua organisasi, baik manufacturer, pedagang eceran, perusahaan jasa, ataupun perusahaan nirlaba. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disusun dalam suatu organisasi lini di mana rantai perintah adalah jelas dan mengalir kebawah melalui tingkatan manajerial.

Organisasi Lini dan Staf
Staf merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam stuktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen. Sebagai contoh, staf spesialis pemeliharaan tidak menciptakan produk, menjual, dan mengelola keuangan.
Beberapa alasan mengapa organisasi perlu membedakan antara-antara kegiatan lini dan staf. Pertama, karena kegiatan-kegiatan lini mencerminkan pekerjaan pokok organisasi. Manajemen puncak harus secara khusus memperhatikan kebutuhan integritas dan pengaruh departemen-departemen tersebut.
Kedua, pengetatan yang harus dibuat organisasi dalam waktu krisis sangat ditentukan oleh pilihan tehadap departemen lini atau staf. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang sedang mengalami penurunan permintaan produknya cenderung melakukan pengetatan terutama pada departemen lini. Di lain pihak, jika permintaan tetap kuat tetapi organisasi perlu menekan biaya, maka pengetatan lebih cenderung dilakukan pada departemen staf.
Ada dua tipe staf, yaitu staf pribadi dan staf spesialis. Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf pribadi kadang kala disebut sebagai asisten atau asisten staf yang tugasnya biasanya generalis.
Sedangkan staf spesialis memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena fungsinya sempit atau khusus dan membutuhkan keahlian khusus.
WEWENANG LINI, STAF DAN FUNGSIONAL
Wewenang Lini
Wewenang lini (line authority) adalah wewenang di mana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam wewenang perintah dan secara langsung tercermin sebagai rantai perintah, serta diturunkan ke bawah melalui tingkatan organisasi.


Wewenang Staf
Wewenang staf (staff authority) adalah hak yang dimiliki oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan wewenang kepada anggota staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
Wewenang Staf Fungsional
Wewenang staf fungsional (functional staff authority) adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila dilimpahi wewenang fungsional oleh manajemen puncak, seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional di mana hal itu merupakan spesialisasi dari staf bersangkutan. Sebagai contoh, seorang spesialis keamanan mungkin mempunyai wewenang untuk memerintah manajer laboratorium penelitian untuk menutup laboratorium bila gas berbahaya mencapai tingkat tertentu yang membahayakan.
DELEGASI WEWENANG
Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat hal yang terjadi saat delegasi diakukan;
  1. Pendelagisian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
  2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
  3. Penerimaan delegasi menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
  4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban dari bawahan untuk hasil yang dicapai.
Alasan-alasan pendelegasian
  1. Pendelegasian memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka menangani sendiri.
  2. Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
  3. Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
  4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk belajar dari kesalahan.
  5. Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang serendah mungkin untuk menangani masalah yang makin rinci dimana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Beberapa Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif
  1. Prinsip saklar
Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir setingkat demi setingkat dari tingkatan paling atas ke tingkatan paling bawah. Garis wewenang yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap organ untuk mengetahui kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari siapa dia akan menerima delegasi, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
Dalam pembuatan garis wewenang dibutuhkan delegasi penuh, yang berarti bahwa semua tugas organisasi harus dibagi habis. Supaya di organisasi terhindar dari terjadinya;
    1. gaps, yaitu tugas yang tidak ada penanggung jawabnya .
    2. overlaps, tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada lebih dari satu orang individu.
    3. Splits, tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu satuan organisasi.
Apabila ini terjadi akan menimbulkan kebalauan wewenang dan akuntabilitas.

  1. Prinsip kesatuan perintah
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap organ yang diberi tugas akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas tugasnya.
  1. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas
Prinsip ini menyatakan bahwa;
    1. Tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan ke tingkatan organisasi yang paling bawah dimana didapatkan cukup kemampuan dan informasi agar tercipta keefisienan sumber daya organisasi.
    2. Setiap organ didalam organisasi harus dilimpahi wewenang agar organisasi dapat lebih efektif.
    3. Manajer harus mempertanggungjawabkan tugas-tugas bawahannya disamping mempertanggunjawabkan tugasnya sendiri.
Beberapa Alasan Kegagalan Manajer dalam Mendelegasikan Tugas :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer takut akan resiko kegagalan bawahannya dalam melaksanakan tugasnya atau manajer kurang percaya akan kemampuan anak buahnya.
3. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
4. Manajer takut bila bawahan menjalankan tugasnya secara efektif sehingga posisinya sendiri akan terancam.
5. Manajer tidak memiliki kemampuan manajerial untuk menjalankan tugasnya.
Beberapa Alasan Bawahan Tidak Bersedia Menerima Delegasi
1. Dengan menerima delegasi maka bawahan menerima tanggung jawab dan akuntabilitas baru. Kadang para bawahan beranggapan lebih mudah menyeesaikan masalah dengan melimpahkan kepada manajer dari pada ditangani sendiri.
2. Bawahan merasa takut akan kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan delegasi sehingga mereka akan menerima kritik.
3. Kurangnya rasa percaya diri dari para bawahan dan merasa tertekan apabila dilimpahi wewenang.
Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer melaksanakan delegasi efektif.
1. Tetapkan tujuan
Bawahan diberi maksud dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
Bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan
Manajer dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja
Manajer harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan latihan
Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan Pengawasan yang memadai
Sistim pengawasan terpercaya seperti laporan mingguan dibuat agar manajer tidak perlu mneghabiskan dengan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.
SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawah ke divisi-divisi , cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya.
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi.
Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif menejemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan keputusan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi
1. Filsafat manajemen. Banyak manajer puncak yang menginginkan pengawasan pusat yang kuat sehingga mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer pusat saja.Suatu organisasi yang tumbuh besar akan cenderung meningkatkan desentralisasi.
3. Strategi dan lingkungan organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
4. Penyebaran geografis organisasi. Semakin menyebarnya satuan-satuan organisasi secara geografis , organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi karena pembuatan keputusan akan sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan efektif untuk pengawasan akan cenderung melakukan sentralisasi jika manajemen tidak dapat memonitor bawahannya dengan mudah.
6. Kualitas manajer. Desentralisasi memerlukan banyak manajer yang berkualitas karena mereka harus mambuat keputusan sendiri.
7. Keaneka-ragaman produk dan jasa. Makin beranekaragam produk yang ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi, dan semakin tidak beranekaragam lebih cenderung melekukan sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya, seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah, dan sebagainya.
PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubunganya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi dan komunikasi.
PROSES PENYUSUNAN PERSONALIA.
Staffing process dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dalam orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat dan waktu yang tepat. Langkah-langkah proses ini mencakup :
1. Perencanaan SDM, direncanakan untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
2. Penarikan, berhubungan dengan pengadaan calon personalia segaris dengan rencana SDM.
3. Seleksi, penilaian dan pemilihan diantara calon-calon personalia.
4. Pengenalan dan orintasi, dirancang untuk individu yang terpilih guna menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.
5. Latihan dan pengembangan, untuk meningkatkan kemampuan individu dan kelompok guna mendorong efektivitas organisasi.
6. Penilaian pelaksanaan kerja, membandingkan pelaksanaan kerja dengan standar tujuan.
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan, sebagai balas jasa dan motivasi bagi karyawan.
8. Perencanaan dan pengembangan karier, mencakup transfer, pemecatan, pemberhentian.
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Ada tiga bagian perencanaan personalia : (1) penentuan jabatan yang harus diisi, kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. (2) potensi karyawan tentang pemahaman pasar tenaga kerja. (3) petimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.


Penentuan Kebutuhan Jabatan.
Penyusunan personalia organisasi dimulai dengan penentuan tujuan dan rencana organisasi. Kemudian organisisi menentukan spesifikasi jabatan, yaitu jenis jabatan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakanya. Setelah itu, organisasi orgainisasi mengestimasi jumlah karyawan dan mempertimbangkan persediaan karyawan. Dan yang terakhir adalah penetapan program kegiatan.
Pengembangan Sumber-sumber Penawaran Personalia.
Sumber dari mana karyawan dapat ditarik untuk mengisi suatu jabatan dibedakan menjadi dua, yaitu sumber internal dan eksternal. Manajer lebih menyukai menggunakan sumber internal, karena dapat memotivasi personalia. Ada tiga sumber internal, yaitu :
1. Penataran (upgrading), dimana para karyawan yang memegang suatu posisi sekarang diberi pelatihan guna mengembangkan kualitas kerjanya.
2. Pemindahan (transferring),yaitu pemindahan karyawan dari posisi yang kurang baik ke posisi yang lebih baik.
3. Pengangkatan (promoting), yaitu karyawan dari tingkat bawah diangkat ke tingkat atas.
Sumber eksternal karyawan yang digunakan tergantung pada jabatan yang akan diisi, jenis tenaga kerja dan kondisi ekonomi. Antara lain, contoh dari sumber eksternal adalah sekolah, perusahaan pesaing, organisasi karyawan, lamaran pribadi, migrasi serta kantor penempatan tenaga kerja.
Penarikan dan Seleksi Karyawan
Penarikan personalia adalah suatu usaha yang bekenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi.Metode penarikan yang biasanya digunakan meliputi : pengiklanan, leasing, rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja, penarikan lewat lembaga pendidikan dan kantor penempatan tenaga kerja.
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan potensial guna mengisi suatu jabatan tertentu. Adapun beberapa prosedur seleksi adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Pengumpulan data pribadi
3. Pengujian
4. Tes wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan refrensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
Beberapa faktor yang dicari oleh perusahaan dari para karyawan :
1. Latar belakang pribadi
2. Bakat dan minat
3. Sikap dan kebutuhan
4. Kemampuan analitif dan manipulatife
5. Ketrampilan dan kemampuan teknik.
6. Kesehatan dan stamina
Orientasi Karyawan Baru
Orientasi kadang dikenal sebagai tahap induksi. Yaitu kegiatan pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini dapat berupa pengenalan sederhana terhadap karyawan lama.Lebih lanjut proses ini meliputi pemberian informasi mengenai kebijaksanaan personalia, prosedur kerja, sifat perusahaan dan manfaat yang diperoleh karyawan baru.



LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
Tujuan latihan dan pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja para karyawan guna mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan. Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan dan teknik dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu, terperinci dan rutin. Sedangakan pengembangan memiliki ruang lingkup yang lebih luas, yaitu peningkatan kemampuan, sikap dan sifat kepribadian.
Pada umumnya, karyawan dikembangangkan dengan metode “on the job” dan “off the job”. Metode “on the job” yang biasa digunakan adalah :
1. Coaching
2. Planned progression
3. Rotasi jabatan
4. Penugasan sementara
5. Sistem penilaian prestasi formal.
Sedangkan metode “off the job” yang biasa digunakan adalah :
1. Program pengembangan eksekutif
2. Latihan laboratorium
3. Pengembangan organisasi
PEMBERIAN KOMPENSASI KEPADA KARYAWAN
Kompensasi adalah pembayaran financial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan juga sebagai motivator untuk pelaksanaan pekerjaan di masa mendatang.Kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena upah merupakan suatu ukuran nilai karya mereka. Beberapa kebijakan dalam penentuan kompensasi adalah sebagai berikut :
1. Kesediaan membayar
2. Kemampuan membayar
3. Persyaratan membayar
Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan.
Program ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter dan klinik kesehatan perusahaan. Dapat pula berupa pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman.Hal ini dilakukan untuk menjaga efektifitas kerja dari perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
  • Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Dalam sebuah perusahaan atau organisasi tentu ada wewenang yang dimiliki oleh pemimpin atau manajer. Mereka mempunyai wewenang untuk mengatur dan menata bawahannya agar tujuan perusahaan atau organisasi tercapai.
  • Proses pelimpahan tugas atau wewenang dari atasan kepada bawahan disebut delegasi. Seorang manajer atau pemimpin yang pandai mendelegasikan wewenang atau tugasnya kepada organ di bawahnya maka ia adalah manajer atau yang baik dan memudahkan perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
  • Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan organisasi yang lebih rendah agar permasalahan yang paling kecil hingga paling besar di dalam perusahaan atau organisasi dapat diselesaikan.
  • Penyusunan personalia (staffing process) dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dalam orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat dan waktu yang tepat.

·       Struktur Lini dan Staf
Struktur organisasi Lini
Organisasi Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya.
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan bertanggung-jawab dan terbuka.
2) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat.
3) Disiplin kerja yang mudah dikontrol
4) tingginya solidaritas diantara anggota
5) adanya kesempatan yang luas bagi para anggota untu dapat mengembangkan bakatnya.
Kerugian dari struktur organisasi ini adalah:
1) Tujuan organisasi sama, atau tujuan dari pihak-pihak tertentu saja.
2) Pimpinan organisasi terkadang berbuat semaunya.
3) kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh seseorang.
4) Kurang didalam pengembangan aktifitas pada setiap anggota.
Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktu organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini dan kelompok staff.
2) Adanya pengembangan spesialisasi untuk para anggota.
3) Koordinasi didalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.
Keburukan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui batas kewenangannya.
2) Para pemimpin baik lini maupun staff sering mengabaikan nasehat dan gagasan yang ada.
3) pemimpin dan karyawan yang kebanyakan tidak saling mengenal.
Organisasi dalam bentuk fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik,
2) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
3) Solidaritas antar anggota yang tinggi.
4) Moral serta disiplin keija yang tinggi.
5) Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik.
Keburukan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Insiatif perseorangan sangat dibatasi.
2) Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu.


·       Wewenang Lini, Staff dan Fungsional

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan factor kritis bagi efektevitas organisasi. Oleh sebab itu, pada bab ini akan di bahas peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, termasuk beberapa konsep yang berkaitan erat dengan faktor tersebut. Pertama-tama akan di uraikan peranan wewenang, dan hubungan wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.
Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka. Kedua akan di uraikan struktur lini dan staf melalui mana wewenang dijalankan.
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. sedangkan Pengorganisasian (Organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari wewenang organisasi?
2. Bagaimana struktur lini, staf, dan fungsional dan wewenangnya?
3. Bagaimana delegasi wewenang organisasi?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan masalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai masalah wewenang organisasi, struktur lini, staf, dan fungsional dan wewenangnya serta delegasi wewenang organisasi. Dari informasi ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Wewenang Organisasi
Wewenang (Authority) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Pengorganisasian (Organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
T. Hani Handoko membagi dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang:
·         Teori Formal(Pandangan klasik): wewenang adalah dianugrahkan ; wewenang ada karena seseorang diberikan atau dilimpahkan hal tersebut. Pandangan mengangap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ketingkat.
·         Teori Penerimaan (acceptance theory of authority): berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima ( reciver)
Gambar ini perbedaan penekanan pandangan
formal dan penerimaan mengenai wewenang
Struktur Lini, Staf, dan fungsional dan wewenangnya:
1. Organisasi lini: semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus dilaksanakan. Contohnya: organisasi perusahaan biasanya mempunyai tiga fungsi dasar yaitu produksi manufaktur atau operasi, pemasaran atau penjualan dan keuangan. Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh semua organisasi.

2. Organisasi Lini dan Staf: staf merupakan individu atau kelompok dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan terhadap fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen.

Wewenang lini, staf dan fungsional
1. Wewenang lini, adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang staf, adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya
administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas. yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Wewenang staf Yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada personalia yang tinggi, Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditujuk yaitu:
1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan
2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
3. wewenang staf fungsional, adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi:
1. Memahami komunikasi tersebut
2. tidak menyimpang dari tujuan organisasi
3. tidak bertentangan dengan kepeningan pribadi
4. Mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka diperlukan adannya.
Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.

2. Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
 Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
 Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

Menurut sumber wewenang dibagi menjadi:
1. Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.

2. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah,

3. Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.

4. Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.

5. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.

6. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
7. Keluasan wewenang dan kekuasaan. Semua anggota organisasi mempunyai peraturan, kode etik, atau batasan-atasan tertentu pada wewenang, seprti yang ditunjukan dibawah ini:
Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan:
Internal:
1. Anggaran (Budget) kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur

2. Deskripsi jabatan

3. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
Ekstern:
1. Udangan dan peraturan-peraturan pemerintah
2. Perjanjian kerja kolektif



Perjanjian dengan dealer, supplier, dan pelanggan
2.3 Delegasi wewenang
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasi melimpahkan wewenang yang di perlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.

Sumber :

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Hendy_Blogger - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -